Jumat, 11 Oktober 2013

Hati hati buat miss big goss

menghadap Nabi bagaimana agar ia dapat menyucikan
niatnya dan meraih keselamatan. Nabi menjawab
demikian,” Ikutilah saya, meskipun kamu mungkin
gagal dalam upaya mencapainya. Wahai Muadz, jagalah
lidahmu dari memfitnah teman temanmu…carilah
kesalahan pada dirimu sendiri, dan bukannya kepada
orang lain; jangan membenarkan diri sendiri dan
menyalahkan orang lain; jangan pula memuji muji diri
sendiri di depan orang lain.
Janganlah suka menjelek jelekan sifat sifat orang
lain sehingga pada hari kiamat nanti anjing anjing
neraka akan menjelek jelekkan kamu sehingga hancur
berkeping keping (HR Muslim)
Menemukan kesalahan pada diri orang lain itu perkara
mudah; tetapi memahami mengapa begini , mengapa
begitu, itulah yang susah. Kita seringkali bebal dengan
pengalaman orang lain yang turut membantu
membentuk atau merusak martabat orang lain ,
sehingga sebagai muslim seharusnya kita berfikir
berkali kali menilai apapun yang negatif terhadap
orang itu.
Ada sebuah cerita tentang tukang gosip yang saya
dengar dari syeikh Jamaluddin :
Tukang gossip itu suka sekali membicarakan hal hal
yang buruk dari orang lain. Dengan penuh kesadaran,
kebiasaan itu tampaknya cukup mengganggu dia,
makanya ia kemudian pergi menemui seorang syeikh
yang bijak untuk membicarakannya.
Setelah mendengarkan dengan seksama, syeikh itu
menyuruh orang tadi untuk mengumpulkan sekantong
bulu bulu, dan membawanya ke menara tinggi di
kotanya. Pada suatu hari di mana angin bertiup
kencang , orang itu diminta mengosongkan bulu bulu
di kantongnya, dan ia kembali kepada syeikh agar
menceritakan semuanya bahwa instruksinya telah
dijalankannya.
Tak disangka, syeikh itu menyuruhnya untuk mencari
dan mengumpulkan kembali setiap bulu bulu yang sudah
dihempaskan angin kemana mana, di setiap penjuru
kota, di parit, di atas pohon, di cerobong asap,
bahkan di saluran air. Si tukang gossip tadi
menggeleng gelengkan kepala karena tidak percaya apa
yang harus diperbuat terhadap instruksi syeikh
tersebut, tapi syeikh tadi mengingatkan, : Saudaraku,
itulah betapa gawatnya masalah kamu di dunia dan
akherat kelak.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar